Pengetahuan Dasar Geografi
D
I
S
U
S
U
N
Oleh
Nama : Janice
Shaffiyah Fitrahillah
No. Absen : 16
Kelas : X
MIPA 4
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ilmu
Geografi bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan
pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik
diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu.
Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir
lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah
produk dari epistemologi, Geografi adalah salah satu Ilmu Pengetahuan yang
sudah diakui dengan seperangkat metode berdasarkan teori-teori yang disepakati.
Geografi
lebih dari sekedar kartografi, studi tentang peta. Geografi tidak hanya
menjawab apa dan dimana di atas muka bumi, tapi juga mengapa di situ dan tidak
di tempat lainnya, kadang diartikan dengan "lokasi pada ruang."
Geografi mempelajari hal ini, baik yang disebabkan oleh alam atau manusia. Juga
mempelajari akibat yang disebabkan dari perbedaan yang terjadi itu.
B.
Tujuan
Tujuan dibuatnya
makalah ini, yaitu :
1. Mengetahui
sejarah lahirnya ilmu geografi
2. Menjelaskan
pengertian geografi
3. Mengetahui
metode dan cabang-cabang ilmu geografi
4. Menjelaskan
ruang lingkup dan konsep dasar geografi
5. Memahami
dan dapat melaksanakan tehnik geografis dan prinsip-prinsipnya
C.
Rumusan Masalah
a. Apa
pengertian dan batasan geografi?
b. Apa
saja konsep, pendekatan, prinsip, dan aspek geografi?
c. Apa
itu pengertian konsep dasar geografi?
d. Apa
saja cara-cara pendekatan geografi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ilmu Geografi
Geografi ada karena perbedaan keruangan antara suatu daerah dengan daerah lainnya.
Geografi menjelaskan bagaimana bentuk dan lapisan muka bumi, bisa berbentuk
sedemikian rupa secara sistematis. Juga berkaitan dengan kegiatan
manusia dimuka bumi yang berbeda-beda tersebut.
Istilah geografi untuk pertama kalinya diperkenalkan
oleh Erastothenes pada abad ke 1.
Menurut
Erastothenes geografi berasal dari kata geographica yang berarti penulisan atau
penggambaran mengenai bumi. Berdasarkan pendapat tersebut, maka para ahli
geografi (geograf) sependapat bahwa Erastothenes dianggap sebagai peletak dasar
pengetahuan geografi.
Pada awal abad ke-2,
muncul tokoh baru yaitu Claudius Ptolomaeus mengatakan bahwa geografi adalah
suatu penyajian melalui peta dari sebagian dan seluruh permukaan bumi. Jadi
Claudius Ptolomaeus mementingkan peta untuk memberikan informasi tentang
permukaan bumi secara umum. Kumpulan dari peta Claudius Ptolomaeus dibukukan,
dan diberi nama ‘Atlas Ptolomaeus’.
Menjelang akhir abad ke-18, perkembangan
geografi semakin pesat. Pada masa ini berkembang aliran fisis determinis dengan
tokohnya yaitu seorang geograf terkenal dari USA yaitu Ellsworth Hunthington.
Di Perancis
faham posibilis terkenal dengan tokoh geografnya yaitu Paul Vidal de la Blache,
sumbangannya yang terkenal adalah “Gen re de vie”.
Perbedaan kedua faham
tersebut, kalau fisis determinis memandang manusia sebagai figur yang pasif
sehingga hidupnya dipengaruhi oleh alam sekitarnya. Sedangkan posibilisme
memandang manusia sebagai makhluk yang aktif, yang dapat membudidayakan alam
untuk menunjang hidupnya. Setiap manusia memiliki pendapat masing-masing
tentang berbagai hal dalam kehidupannya. Demikian pula dengan definisi atau
pengertian geografi. Berikut ini disajikan beberapa definisi yang akan saling
melengkapi dan dengan demikian diharapkan dapat menyikap inti masalah atau pokok
kajian geografi.
Geografi Menurut Para Ahli :
1. Menurut Preston e James, Geografi dapat
diungkapkan sebagai “induk dari segala ilmu pengetahuan”. Karena banyak bidang
ilmu pengetahuan selalu mulai dari keadaan muka bumi untuk beralih pada
studinya masing-masing.
2. Edward Ullman (1954) berpendapat Geografi
adalah interaksi antar ruang. Definisi ini dikemukakan oleh Ullman, dalam
bukunya yang berjudul “Geography a Spatial Interaction”
3. Maurice Le Lannou (1959) berpendapat
bahwa Geografi adalah kelompok manusia dan organisasinya di muka bumi. Ia
mengemukakan dalam bukunya yang berjudul La Geographie Humaine.
4. Paul Claval (1976) berpendapat bahwa Geografi
adalah menjelaskan gejala gejala dari segi hubungan keruangan.
5. Menurut Harstone, Geografi adalah sebuah
ilmu yang menampilkan relitas deferensiasi muka bumi seperti apa adanya, tidak
hanya dalam arti perbedaan-perbedaan dalam hal tertentu, tetapi juga dalam arti
kombinasi keseluruhan fenomena di setiap tempat, yang berbeda dari keadaanya di
tempat lain.
6.
Menurut Jhon Alexander, Geografi
merupakan disiplin ilmu yang menganalisis variasi keruangan dalam veriabel
kawasan-kawsandan hubungan antar variabel – variabel keruangan.
7. Lobeck 1939, berpendapat bahwa Gegografi
adalah suatu studi tentang hubungan – hubungan yang ada antara kehidupan dengan
lingkungan fisiknya.
8. Ferdinand von Richthoven 1833 – 1905, berpendapat
bahwa Geografi adalah ilmu yang mempelajari gejala dan sifat pemukaan bumi dan
penduduknya, disusun menurut letaknya, menerangkan baik tentang terdapatnya
gejala-gejala dan sifat-sifat itu.
9. Menurut Claudius Ptolemous Abad ke – 2,
Geografi adalah suatu penyajian dengan peta dan sebagian pemukaan bumi yang
menunjukkan kenampakan umum yang terdapat padanya.
10.
Menurut Erastothenes, Geografi adalah
berasal dari kata geographica yang berarti penulisan atau penggambaran mengenai
bumi.
11.
Mackinder (1861-1947) berpendapat bahwa Geografi
adalah sebagai satu kajian mengenai kaitan antara manusia dengan alam
sekitarnya.
12.
Menurut Ekblaw dan Mulkerne, Geografi
adalah merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari bumi dan kehidupannnya,
mempengaruhi pandangan hidup kita, makanan yang kita konsumsi, pakaian yang
kita gunakan, rumah yang kita huni dan tempat rekreasi yang kita nikmati.
13.
UNESCO (1956) mendefinisikan geografi
sebagai: satu agen sintesis,satu kajian perhubungan ruang, sains
dalam penggunaan tanah
14.
Menurut Depdikbud (1989), Geografi
merupakan suatu ilmu tentang permukaan bumi, iklim, penduduk, flora, fauna,
serta hasil yang diperoleh dari bumi.
15.
Strabo (1970) berpendapat bahwa Geografi
adalah erat kaitannya dengan faktor lokasi, karakterisitik tertentu dan
hubungan antar wilayah secara keseluruhan. Pendapat ini kemuadian di sebut
Konsep Natural Atrribut of Place.
16.
Frank Debenham (1950) berpendapat bahwa
Geografi adalah ilmu yang bertugas mengadakan penafsiran terhadap persebaran
fakta, menemukan hubungan antara kehidupan manusia dengan lingkungan fisik,
menjelaskan kekuatan interaksi antara manusia dan alam.
17.
Menurut James Fairgrive (1966), Geografi
memiliki nilai edukatif yang dapat mendidik manusia untuk berpikir kritis dan
bertanggung jawab terhadap kemajuan-kemajuan dunia. Ia juga berpendapat bahwa
peta sangat penting untuk menjawab pertanyaan “di mana” dari berbagai aspek dan
gejala geografi.
18.
Menurut Hasil Seminar dan Lokakarya
Ikatan Geografi Indonesia (IGI), Semarang 1982, Geografi adalah ilmu yang
mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang
kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan.
Kalau kita perhatikan
beberapa definisi/ pengertian dan sejarah perkembangan dari geografi tersebut,
ternyata pengertian geografi selalu mengalami perkembangan. Namun kalau kita
kaji lebih jauh, di antara pandangan para ahli tersebut tampak ada kesamaan
titik pandang. Kesamaan titik pandang tersebut adalah mengkaji:
1)
Bumi sebagai tempat tinggal;
2)
Hubungan manusia dengan lingkungannya
(interaksi);
3)
Dimensi ruang dan dimensi historis; dan
4) Pendekatannya, spasial (keruangan),
ekologi (kelingkungan) dan regional (kewilayahan).
Jadi Geografi adalah
ilmu yang mempelajari tentang lokasi serta persamaan dan perbedaan (variasi)
keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi. Kata geografi
berasal dari Bahasa Yunani yaitu gêo ("Bumi")
dan graphein ("menulis",
atau "menjelaskan").
B.
Sejarah Ilmu Geografi
Bangsa Yunani adalah bangsa yang pertama dikenal secara aktif
menjelajahi geografi sebagai ilmu dan filosofi, dengan pemikir utamanya Thales
dari Miletus, Herodotus, Eratosthenes, Hipparchus, Aristotle, Dicaearchus dari
Messana, Strabo, dan Ptolemy. Bangsa Romawi memberi sumbangan pada pemetaan
karena mereka banyak menjelajahi negeri dan menambahkan teknik baru. Salah satu
tekniknya adalah periplus, deskripsi pada pelabuhan dan daratan sepanjang garis
pantai yang bisa dilihat pelaut di lepas pantai; contoh pertamanya adalah Hanno
sang Navigator dari Carthaginia dan satu lagi dari Laut Erythraea, keduanya
selamat di laut menggunakan teknik periplus dengan mengenali garis pantai laut
Merah dan Teluk Persi.
Pada Zaman Pertengahan, bangsa Arab seperti al-Idrisi, Ibnu Battuta dan
Ibnu Khaldun memelihara dan terus membangun warisan bangsa Yunani dan Romawi.
Dengan perjalananMarco Polo, geografi menyebar ke seluruh Eropa. Selama zaman
Renaissance dan pada abad ke-16 dan 17 banyak perjalanan besar dilakukan untuk
mencari landasan teoritis dan detail yang lebih akurat. Geographia Generalis
oleh Bernhardus Varenius dan peta dunia Gerardus Mercator adalah contoh
terbesar.
Setelah abad ke-18 geografi mulai dikenal sebagai disiplin ilmu yang
lengkap dan menjadi bagian dari kurikulum di universitas di Eropa (terutama di
Paris dan Berlin), tetapi tidak di Inggris dimana geografi hanya diajarkan
sebagai sub-disiplin dari ilmu lain. Salah satu karya besar zaman ini adalah
Kosmos: sketsa deskripsi fisik Alam Semesta, oleh Alexander vom Humboldt.
Selama lebih dari dua abad kuantitas pengetahuan dan perangkat pembantu
banyak ditemukan di Indonesia. Terdapat hubungan yang kuat antara geografi
dengan geologi dan botani, juga ekonomi, sosiologi dan demografi.
Di barat, selama abad ke-20, disiplin ilmu geografi melewati empat fase
utama: determinisme lingkungan, geografi regional, revolusi kuantitatif dan
geografi kritis.
Determinisme lingkungan adalah teori yang menyatakan bahwa karakteristik
manusia dan budayanya disebabkan oleh lingkungan alamnya. Penganut fanatic
deteriminisme lingkungan adalah Carl Ritter, Ellen Churchill Semple dan
Ellsworth Huntington. Hipotesis terkenalnya adalah "iklim yang panas
menyebabkan masyarakat di daerah tropis menjadi malas" dan "banyaknya
perubahan pada tekanan udara pada daerah lintang sedang membuat orangnya lebih
cerdas".
Ahli geografi determinisme lingkungan mencoba membuat studi itu menjadi
teori yang berpengaruh. Sekitar tahun 1930-an pemikiran ini banyak ditentang
karena tidak mempunyai landasan dan terlalu mudahnya membuat generalisasi
(bahkan lebih sering memaksa). Determinisme lingkungan banyak membuat malu
geo-grafer kontemporer, dan menyebabkan sikap skeptis di kalangan geografer
dengan klaim alam adalah penyebab utama budaya (seperti teori Jared Diamond).
Geografi regional menegaskan kembali topik bahasan geografi pada ruang
dan tempat. Ahli geografi regional memfokuskan pada pengumpulan informasi
deskriptif tentang suatu tempat, juga metode yang sesuai untuk membagi bumi
menjadi beberapa wilayah atau region. Basis filosofi kajian ini diperkenalkan
oleh Richard Hartshorne.
Revolusi kuantitatif adalah usaha geografi untuk mengukuhkan dirinya
sebagai ilmu (sains), pada masa kebangkitan interes pada sains setelah
peluncuran Sputnik. Revolusioner kuantitatif, sering disebut "kadet
angkasa", menyatakan bahwa kegunaan geografi adalah untuk menguji
kesepakatan umum tentang pengaturan keruangan suatu fenomena. Mereka mengadopsi
filosofi positifisme dari ilmu alam dan dengan menggunakan matematika -
terutama statistika - sebagai cara untuk menguji hipotesis. Revolusi
kuantitatif merupakan landasan utama pengembangan Sistem Informasi Geografis.
Walaupun pendekatan positifisme dan pos-positifisme tetap menjadi hal
yang penting dalam geografi, tetapi kemudian geografi kritis muncul sebagai
kritik atas positifisme. Yang pertama adalah munculnya geografi manusia. Dengan
latar belakang filosofi eksistensialisme dan fenomenologi, ahli geografi
manusia (seperti Yi-Fu Tuan) memfokuskan pada peran manusia dan hubungannya
dengan tempat.
Pengaruh lainnya adalah geografi marxis, yang menerapkan teori sosial
Karl Marx dan pengikutnya pada geografi fenomena. David Harvey dan Richard Peet
merupakan geografer marxis yang terkenal. Geografi feminis, seperti pada
namanya, menggunakan ide dari feminisme pada konteks geografis. Arus terakhir
dari geografi kritis adalah geografi pos-modernis, yang mengambil ide teori
pos-modernis dan pos-strukturalis untuk menjelajahi konstruksi sosial dari
hubungan keruangan.
C. Ruang Lingkup Geografi
Pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan manusia pada kenyataannya tidak semuanya dapat di penuhi di
daerahnya sendiri, sehingga manusia harus melakukan usaha ketempat lain untuk
mencukupinya. Dengan demikian, perjalanan ke tempat lain tersebut akan
memperluas pengalaman dan pengetahuan manusia tentang wilayah itu.
Pengalaman
dan pengetahuan ini akan membawa perubahan dalam memandang gejala alam
(struktur, pola, fungsi dan proses) dan prilaku serta aktivitas budi daya
manusia di permukaan bumi. Hal ini terjadi karena proses kajiannya akan selalu
mengaitkan dengan lokasinya, integrasinya, persebarannya, perkembangannya,
interaksinya, dan interelasinya dalam lingkup analisis keruangan, kewilayahan,
ekologis, sistem dan sejarah
Dalam
lingkup wilayah penelitian, kajian ini dipandang sebagai suatu secara lebih
mendalam sehingga dapat diperoleh gambaran tentang persamaan dan perbedaan
daerah yang satu dengan daerah yang lain.
Kajian
geografi berdasarkan ilustrasi di atas mempunyai ruang lingkup yang luas
sehingga disiplin ilmu lainnya banyak yang berkaitan dengan geografi.
Keterkaitan geografi dengan disiplin ilmu lain ini dapat dibedakan menurut
aspek fisik dan aspek sosial.
Objek geografi fisik
merupakan kajian yang khusus membahas tentang unsur alam mengenai iklim, tanah,
udara, air, dan semua penomena alam yang dapat di amati. Disiplin ilmu yang
berkaitan dengan objek geografi ini antara lain dengan menggunakan bilogi untuk
memahami pola flora dan fauna global, dan matematika dan fisika untuk memahami
pergrakan bumi dan hubungannya dengan anggota tata surya yang lain. Termasuk
juga didalamnya ekologi muka bumi dan geografi lingkungan, astromi,
dan kimia. Sebagai contoh hubungan geografi dengan biologi yang
telah melahirkan ilmu baru adalah biogeografi (sudibyakto, 2004).
Objek geografi non fisik atau sosial juga disebut antropogeografi yang fokus sebagai ilmu
sosial, yang khusus membahas tentang kehidupan manusia aspek non fisik yang
menyebabkan penomena dunia. seperti kepadatan penduduk, penyebaran penduduk,
ekonomi dan jumlah penduduk. selain itu mempelajari sebagai manusia beradaptasi
dengan wilayahnya dan manusia lainnya, dan pada transfortasi makroskopis
bagaimana manusia berperan di dunia. Bisa dibagi menjadi: geografi ekonomi,
geografi politik (termasuk-geopolitik), geografi sosial (termasuk geografi
kota), geografi femisme dan geografi militer. Disiplin ilmu yang berkaitan
dengan objek geografi sosial adalah antropologi, sejarah, politik, ekonomi, dan
sebagainya. Sebagai contoh hubungan geoggrafi dengan antropologi yang telah
melahirkan ilmu baru adalah antrogeografi (priyadi, 2007).
Menurut
priyadi ruang linngkup geografi meliputi:
1. Persebaran
dan keterkaitan penduduk di muka bumi,
2. Hubungan
timbal balik antara manusia dengan lingkungan fisik,
3. Kerangka
regional dan analisis dari region yang mempunyai ciri tertentu.
Menurut hagget
(1979), bentuk objek geografi meliputi:
1. Permukaan
bumi sebagai lingkungan hidu manusia,
2. Organisasi
keruangan manusia dan hubungan ekologis manusia dengan lingkungannya,
3. Kekayaan
dan keragaman bumi.
Menurut chilson
(1975) ruang lingkup geografi meliputi:
1. Pencacatan
dan deskripsi gejala dipermukaan bumi,
2. Studi
tentang hubungan dari gejala didaerah-daerah tertentu,
3. Penelitian
masalah-masalah yang berdimensi keruangan khususnya identifikasi pentingnya
ruang sebagai suatu variabel.
D.
Ilmu
Penunjang Geografi
Geomorfologi : ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
bentuk muka bumi dan proses terjadinya.
Hidrologi : ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang air baik di permukaan maupun di bawah
permukaan tanah.
Geologi : ilmu
yang mempelajari bumi secara keseluruhan, asal kejadian, struktur, komposisi,
dan sejarahnya (termasuk perkembangan kehidupan) dan proses alamiah
perkembangannya.
Botani : ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang dunia tumbuhan dan persebarannya.
Oceanografi : ilmu yang
mempelajari tentang perairan laut dan isinya, antara lain, sifat-sifat air
laut, terjadinya pasang surut, kedalaman, arus, geologi dasar laut, tumbuhan,
binatang, serta hubungan antara laut dan atmosfer.
Meteorologi : ilmu pengetahuan
yang mempelajari tentang keadaan cuaca.
Klimatologi : lmu pengetahuan
yang mempelajari tentang keadaan iklim.
Biologi : ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang makhluk hidup di permukaan bumi.
Demografi : ilmu yang
mempelajari tentang cara mengumpulkan, menyelidiki catatan-catatan dan
statistik penduduk untuk mengetahui perkembangan, kepadatan, kelahiran,
kematian, migrasi, dan persebaran penduduk.
Zoologi : ilmu
yang mempelajari tentang hewan dan persebarannya di muka bumi.
Antropologi : ilmu pengetahuan
yang mempelajari tentang manusia dan kebudayaannya.
Sosiologi : ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang pola pergaulan manusia dalam masyarakat.
Ekologi : cabang
dari ilmu biologi yang mempelajari tentang hubungan antarorganisme dan antara
organisme dengan lingkungan.
Ekonomi : ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang usaha-usaha manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidup dalam mencapai kemakmuran.
Astronomi : ilmu yang
mempelajari tentang benda-benda langit di luar atmosfer bumi, seperti matahari,
bulan, bintang, dan ruang angkasa, baik sifat-sifat fisik, kimia, maupun
gerakan sampai pada proses kejadian benda langit.
Geografi Politik : cabang ilmu geogarfi yang
khusus mempelajari tentang kondisi-kondisi geografis ditinjau dari sudut
pandang politik dan kepentingan negara.
Geografi Fisik : cabang ilmu geografi yang
mempelajari tentang bentuk dan struktur permukaan bumi, yang mencakup aspek
geomorfologi dan hidrologi.
Geo. Manusia :
adalah cabang ilmu geografi yang mempelajari tentang aspek sosial, ekonomi dan
budaya penduduk.
Geo. Regional : cabang ilmu geografi yang
mempelajari tentang suatu kawasan tertentu secara khusus, misalnya geografi
Asia tenggara dan geografi timur tengah.
Kartografi : ilmu tentang peta,
baik teknis pembuatan, jenis, maupun pemanfaatannya.
E.
Objek Studi Geografi
Dalam geografi dikenal
dua macam objek studi geografi, yaitu objek material dan objek formal.
Objek
Material
Objek material yang umum
dan luas yaitu geosfer yang meliputi atmosfer, hidrosfer, litosfer, biosfer,
dan antroposfer yang kemudian dapat menimbulkan studi khusus, dan dipandang
wajar.
1)
Atmosfer
Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelubungi bumi, yang terdiri dari campuran Oksigen (21%), Nitrogen (78%), Karbon dioksida (0,03%), Argon (hampir 1%), Helium dan gas-gas lain(0,01), ditambah uap air yang jumlahnya bervariasi. Atmosfer terdiri dari troposfer, stratosfer, mesosfer, termosfer, dan ekosfer. Gejala-gejala seperti cuaca dan iklim yang dikaji dalam Klimatologi dan Meteorologi, dll.
Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelubungi bumi, yang terdiri dari campuran Oksigen (21%), Nitrogen (78%), Karbon dioksida (0,03%), Argon (hampir 1%), Helium dan gas-gas lain(0,01), ditambah uap air yang jumlahnya bervariasi. Atmosfer terdiri dari troposfer, stratosfer, mesosfer, termosfer, dan ekosfer. Gejala-gejala seperti cuaca dan iklim yang dikaji dalam Klimatologi dan Meteorologi, dll.
2)
Litosfer
Lithosfer, adalah lapisan bumi paling luar, tebalnya kurang lebih 48 km, grafitasinya diantara 2,0-3,0. Lapisan tersebut terdiri dari dua lapisan, yaitu SiAl kepanjangan dari Si (Silikat) dan Al (Alumenium) sedangkan SiMa kepanjangan dari SI (Silikat) dan Ma (Maknesium). SiAl adalah lapisan bumi yang paling atas sedangkan SiMa adalah lapisan bumi yang berada dibawah lapisan SiAl. Lapisan litosfer dikaji dalam Geologi, Geomorfologi, Petrografi, dll
Lithosfer, adalah lapisan bumi paling luar, tebalnya kurang lebih 48 km, grafitasinya diantara 2,0-3,0. Lapisan tersebut terdiri dari dua lapisan, yaitu SiAl kepanjangan dari Si (Silikat) dan Al (Alumenium) sedangkan SiMa kepanjangan dari SI (Silikat) dan Ma (Maknesium). SiAl adalah lapisan bumi yang paling atas sedangkan SiMa adalah lapisan bumi yang berada dibawah lapisan SiAl. Lapisan litosfer dikaji dalam Geologi, Geomorfologi, Petrografi, dll
3)
Hidrosfer
Hidrosfer adalah lapisan air yang mengelilingi bumi yang meliputi lapisan perairan di darat maupun di laut yang terdiri dari samudra, laut, sungai, danau, gletser, air tanah, mata air, hujan dan air yang termsuk dalam atmosfer. Hidrossfer dikaji dalam ilmu Hidrologi, Oceanografi dan lain-lain.
Hidrosfer adalah lapisan air yang mengelilingi bumi yang meliputi lapisan perairan di darat maupun di laut yang terdiri dari samudra, laut, sungai, danau, gletser, air tanah, mata air, hujan dan air yang termsuk dalam atmosfer. Hidrossfer dikaji dalam ilmu Hidrologi, Oceanografi dan lain-lain.
4)
Biosfer
Biosfer adalah lapisan kulit bumi, air, dan atmosfer yang didalamnya terdapat kehidupan organisme, manusia, tumbuh-tumbuhan, binatang, dan mikroorganisme. Biosfer tebalnya hanya beberapa mil saja yang meliputi tanah, air, dan udara. Biosfer dikaji didalam Biogeografi, Biologi, dll
Biosfer adalah lapisan kulit bumi, air, dan atmosfer yang didalamnya terdapat kehidupan organisme, manusia, tumbuh-tumbuhan, binatang, dan mikroorganisme. Biosfer tebalnya hanya beberapa mil saja yang meliputi tanah, air, dan udara. Biosfer dikaji didalam Biogeografi, Biologi, dll
5)
Antroposfer
Antroposfer adalah objek kajian geografi yang mempelajari mengenai lapisan manusia yang merupakan ‘tema sentral’ di antara lapisan lainnya. Tema sentral artinya diutamakan dalam kajiannya. Jadi dalam mengkaji objek studi geografi tersebut diperlukan pengetahuan dari disiplin ilmu lain seperti Klimatologi, Geologi, Hidrologi, dan sebagainya. Singkatnya geografi berkaitan erat dengan ilmu-ilmu lain.
Antroposfer adalah objek kajian geografi yang mempelajari mengenai lapisan manusia yang merupakan ‘tema sentral’ di antara lapisan lainnya. Tema sentral artinya diutamakan dalam kajiannya. Jadi dalam mengkaji objek studi geografi tersebut diperlukan pengetahuan dari disiplin ilmu lain seperti Klimatologi, Geologi, Hidrologi, dan sebagainya. Singkatnya geografi berkaitan erat dengan ilmu-ilmu lain.
Objek
Formal
Kalau objek material
geografi bersangkut-paut dengan bahan kajian, maka objek formal geografi
bersangkut-paut dengan cara pemecahan masalah. Jadi objek formal adalah metode
atau pendekatan yang digunakan dalam mengkaji suatu masalah. Objek formal
geografi secara umum adalah region atau wilayah.
Namun, yang dinamakan
objek formal geografi sebenaranya adalah cara memandang dan cara bersikap
terhadap objek material tersebut dari segi geografi yaitu segi keruangan
meliputi pola dan system proses yang terjadi didalamnya.
Di dalam menelaah fenomena muka Bumi,
studi geografi senantiasa menganalisis lokasi, persebarannya di permukaan Bumi,
dan saling keterkaitan (interrelasi dan interaksi) antara satu fenomena dengan
fenomena lainnya. Sebagai contoh ketika meneliti masalah kemiskinan, beberapa
hal yang dapat dikaji, yaitu sebagai berikut.
1)
Di mana lokasi kemiskinan tersebut. Apakah di wilayah perkotaan atau perdesaan?
Apakah di kawasan industri, per tambangan, atau wilayah pertanian? Apakah
terjadi di negara berkembang atau negara maju?
2)
Bagaimana pola persebarannya? Apakah tersebar di seluruh wilayah atau hanya di
daerah-daerah tertentu saja?
3)
Bagaimana relasi atau keterkaitan antara masalah kemiskinan dengan aspek-aspek
alamiah dan sosial lainnya di wilayah tersebut? Misalnya, ketersediaan sumber
daya alam, kualitas penduduk seperti tingkat pendidikan, penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi, tingkat kesehatan, adat istiadat setempat, prasarana
dan sarana transportasi yang menghubung kan dengan wilayah lain di sekitarnya.
F.
Pendekatan Geografi
Pendekatan Keruangan
Pendekatan keruangan merupakan suatu cara
pandang atau kerangka analisis yang menekankan eksitensi ruang sebagai
penekanan. Ruang yang dimaksud adalah eksitensi atau keberadaan ruang dalam
prespektif geografi yang dapat dipandang dari struktur, pola, dan proses.
Dalam konteks fenomena keruangan terdapat
perbedaan kenampakan struktur, pola, dan proses. Struktur keruangan berkenaan
dengan elemen-elemen pembentuk ruangan. Elemen-elemen trsebut dapat disimbolkan
dalam tiga bentuk utama, seperti kenampkan titik, kenampakan garis, dan
kenampakan bidang. Kenampakan kerja analisi pendekatan keruangan bertitik tolak
pada permasalahan susunan elemen-elemen pembentuk ruangan, dalam analisis itu
dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.
a)
What ? apa itu struktur ruangan ?
b)
Where ? dimana struktur ruangan tersebut berada ?
c)
When ? Kapan struktur ruangan tersebut terbntuk seperti itu ?
d)
Why ? Mengapa struktur ruangan terbentuk seperti itu ?
e)
How ? Bagaimana proses terbentuk struktur proses terbentuk struktur seperti itu
?
f)
Who suffer what dan who benefis whats ? bagaimana sruktur keruangan tersebut
didayagunakan sedemikian rupa untuk kepentingan manusia.
Dampak positif dan negative dari keberadan
ruang seperti itu selalu dikaitkan dengan kepentingan maniusia pada saat itu
dan akan datang. Pola keruangan berkenaan dengan distribusi elemen-elemen
pembentuk ruangan fenomena titik, garis, dan area memiliki kedudukan
sendiri-sendiri, baik secara implicit maupun eksplisit dalam hal penyebaran
keruangan. Pesebaran kenampakan areal (bidang) dapat berupa kenampakan yang
memanjang, kenampakan seperti kipas, kenampakan membulat, empat persegi
panjang, kenampakan gurita, kenampakan binatang dan beberapa gabungan dari
beberapa gabungan yang ada. Keenam pertanjaan geograpi diatas selalu disertakan
dalam setiap analisisnya.
Proses keruangan berkenaan dengan
perunahan dengan elemen-elemen yang ada didalamnya. Oleh karena itu analisis
perubahan keruangan selalu terkait dengan dimensi waktu (temporal dimension).
Dalam hal ini minimal harus ada dua titik waktu yang diguanakan sebagai dasar
anaisis terhadap fenomena yang dipelajari.
Pendekatan lingkungan
Dalam pendekatan ini penekanan bukan lagi
pada eksitensi ruang, namun pada keterkaitan antara fenomena geosfer tertentu
dengan variable lingkungan yang ada. Dalam pendekatan lingkungan, kerangka
analisisnya tidak mengkaitkan hubungan antara mahluk hidup dengan lingkungan
alam saja, tetepi harus pula dikaitkan dengan fenomena yang didalamnya mencakup
fenomena alam beserta relif fisik tindakan manusia. Selait itu juga prilaku
manusia yang meliputi ide-ide dan nilai-nilai geografis serta kesadaran akan
lingkungan.
Dalam sistematik, ditunjukan ruang lingkup
lingkungan geografi memiliki dua aspek, yaitu lingkungan prilaku (behavior
environment) dan lingkungan fenomena (fenomena environment). Lingkungan prilaku
mencakup dua aspek, yaitu pengembangan nilai dan gagasan serta kesadaran
lingkungan. Ada dua aspek penting dalam pengembangan nilai dan gagasan
geografi, serta proses social ekonomi kemudian perubahan nilai-nilai
lingkungan. Dalam kesadaran lingkungan budaya yang penting adalah perubahan
pengetahuan lingkungan alam manusia.
Lingkungan fenomena mencakup dua aspek,
yaitu tindakan manusia dan fenomena alam. Tindakan manusia mencakup fenomena-fenomena
urutan lingkungan dan manusia sebagai agen perubah lingkungan. Fenomena
lingkungan mencakup hasil proses organik dan anorganik termaksud penduduk.\
Pendekatan Komplek
Wilayah
Permasalahan yang terjadi disuatu wilayah
tidak hanya melibatkan elemen wilaya itu. Permasalahan itu terkait dengan elemen
diwilayah lain, sehinga keterkaitan antara wilayah yang satu dengan wilayah
yang lain tidak dapat dihindari. Selain itu, masalah tidak disebabkan oleh faktor
tunggal. Faktor determinalnya bersifat kompleks. Oleh karena itu ada kebutuhan
member analisis yang komplek sehingga mampu memecahkan permasalahan secara
lebih luas dan kompleks pula.
Untuk menghadapi permasalahan seperti itu,
salah satu alternatif dengan mengunakan pendekatan kompleks wilayah. Pendekatan
itu merupakan kombinasi antara pendekatan yang pertama (keruangan) dan
pendekatan yang kedua (lingkungan). Oleh karena itu sorotan wilayahnya sebagai
objek sangat beragam, maka kajiannya bersifat horizontal dan vertikal. Kajian
horizontal merupakan analisis yang menekankan pada keruangan, sedangkan kajian
yang bersifat vertikal menekankan pada asfek lingkungan. Adanya perbedaan antar
daerah yang satu dengan daerah yang lain telah menciptakan hubungan fungsional
antara unit-unit wilayah sehingga tercipta suuatu wilayah dengan system yang
kompleks sifat dan pengajiannya membutukan pendekatan yang beragam juga.
G.
Prinsip-Prinsip
Geografi
Secara teoritis prinsip-prinsip
geografi terdiri atas: prinsip penyebaran, prinsip interrelasi, prinsip
deskripsi, dan prinsip kronologi.
Prinsip Distribusi
Prinsip distribusi atau
penyebaran merupakan salah satu dari 4 prinsip ilmu geografi yang paling utama.
Fungsi prinsip distribusi ini digunakan untuk menelaah gejala dan fenomena
geografi yang tersebar di permukaan bumi secara tidak sama dan tidak merata. Fenomena
geografi yang diteliti bisa berupa bentang alam, tumbuhan, hewan dan
manusia.
Tujuan lain penggunaan
prinsip distribusi ini juga dapat mengungkap hubungan antara satu fenomena
dengan fenomena yang lainnya secara menyeluruh. Selain itu adanya prinsip
distribusi dapat digunakan untuk meramalkan keadaan di masa yang akan datang
Contoh Prinsip
Distribusi :
- Persebaran
flora dan fauna di wilayah Indonesia
- Persebaran
potensi air yang berbeda dari satu tempat dengan tempat lainnya
- Persebaran
total penduduk transmigran di Indonesia yang tidak merata
Prinsip Interelasi
Prinsip geografi
berikutnya adalah prinsip interelasi atau keterkaitan. Fungsi prinsip
interelasi ini digunakan untuk menelaah hubungan yang saling terkait antara
gejala yang satu dengan gejala geografi yang lain dalam suatu ruang. Tujuan
prinsip ini juga berfungsi untuk menguraikan hubungan yang ada di dalam
ruangan tersebut antara satu gejala dengan gejala yang lainnya.
Adanya hubungan yang
saling terkait antara alam dan manusia menyebabkan dibutuhkannya prinsip
keterkaitan atau sebab-akibat ini. Interelasi dapat terjadi antara alam dengan
alam, manusia dengan manusia, maupun alam dengan manusia.
Contoh Prinsip
Interelasi :
- Kekeringan
yang terjadi sebagai dampak adanya fenomena La Nina
- Fenomena
banjir akibat adanya penebangan hutan di wilayah hulu
- Kondisi
iklim di Indonesia yang dipengaruhi oleh letak geografis Indonesia
- Penduduk
pesisir pantai banyak yang menjadi nelayan karena dekat dengan wilayah
lautan
Prinsip Deskripsi
Prinsip deskripsi atau
penggambaran menjadi salah satu prinsip geografi berikutnya. Fungsi prinsip
deskripsi digunakan untuk memberikan penjelasan lebih jauh tentang
gejala-gejala yang terjadi di muka bumi yang dapat diamati. Prinsip
deskripsi ini pada intinya memberikan penjelasan yang lebih mendalam mengenai
karakteristik yang spesifik pada gejala-gejala geografi.
Geografi menganut
prinsip ini ditujukan untuk menggambarkan fenomena geosfer yang memerlukan
deskripsi baik melalui tulisan, tabel, gambar dan grafik yang disajikan melalui
fakta, gejala dan masalah sebab-akibat secara kualitatif atau pun kuantitatif.
Contoh Prinsip
Deskripsi :
- Tabel
angka pengangguran di provinsi Jawa Timur
- Grafik
peta lempeng tektonik di dunia
- Peta
wilayah lautan di kawasan Asia Tenggara
- Gambar persebaran
curah hujan di Indonesia
Prinsip Korologi
Prinsip geografi yang
terakhir adalah prinsip korologi atau gabungan yang memadukan dari gabungan 3
prinsip geografi yang sudah dibahas sebelumnya. Fungsi prinsip korologi ini
bertujuan untuk menelaah gejala, fakta maupun permasalahan yang ada di
suatu tempat yang ditinjau dari persebarannya, interelasinya, interaksinya dan
integrasinya dalam ruang tertentu.
Prinsip korologi ini
merupakan prinsip geografi yang komprehensif karena memadukan prinsip-prinsip
lainnya yaitu prinsip distribusi, prinsip interelasi serta prinsip deskripsi
dalam satu prinsip yaitu prinsip korologi. Prinsip ini juga termasuk sebagai
ciri-ciri geografi modern.
Contoh Prinsip Korologi :
- Untuk meneliti masalah hujan harus diteliti mengenai
persebaran curah hujan di Indonesia, penyebab kenapa adanya perbedaan
curah hujan di berbagai daerah serta dampak yang ditimbulkan dari
tingginya curah hujan di wilayah tertentu
- Untuk meneliti masalah suhu udara maka harus
diteliti mengenai perbedaan suhu udara di pedesaan dan perkotaan, penyebab
timbulnya pedesaan serta pengaruh banyaknya pepohonan di desa terhadap
suhu udara di wilayah pedesaan dibanding perkotaan
H.
Konsep-Konsep Geografi
1. Lokasi
Lokasi atau letak adalah suatu
tempat atau letak daerah dimana adanya keterkaitan suatu objek di muka bumi.
Secara umum konsep lokasi dibagi menjadi dua yakni lokasi absolut dan lokasi
relatif.
Lokasi Absolut
Lokasi absolut adalah letak suatu
daerah dilihat dari garis lintang dan garis bujur. Keadaan lokasi absolut
bersifat statis dan tidak dapat berubah karena berpedoman pada garis astronomi
bumi. Perbedaan lokasi berdasarkan garis astronomis ini menyebabkan perbedaan
iklim (garis lintang) dan perbedaan waktu (garis bujur).
Contoh lokasi absolut misalnya
adalah letak astronomis Indonesia yang terletak antara 6 derajat lintang utara
sampai 11 derajat lintang selatan serta 95 derajat bujur timur sampai 141 bujur
timur (6°LU-11°LS, dan 95°BT-141°BT).
Lokasi Relatif
Lokasi relatif adalah letak
atau tempat yang dilihat dari daerah lainnya yang berada di sekitarnya. Lokasi
ini pula dapat berganti-ganti sesuai dengan objek yang ada di sekitarnya.
Keberadaan lokasi relatif sangat penting karena lebih banyak kajiannya dalam
geografi yang biasa disebut dengan letak geografis.
Contoh lokasi relatif adalah letak
geografis Indonesia yang terletak di antara dua benua (Asia dan
Australia) serta diapit oleh dua samudera (Hindia dan Pasifik).
2. Jarak
Jarak juga termasuk salah satu
konsep dasar geografi. Dalam kehidupan sosial ekonomi, jarak memiliki arti
penting. Secara umum konsep jarak dapat dibagi menjadi dua yaitu jarak
absolut/mutlak dan jarak relatif.
Jarak Mutlak
Jarak mutlak atau absolut adalah
jarak geometrik yang dinyatakan dalam satuan panjang meter (m) atau kilometer
(km). Konsep jarak mutlak bersifat tetap dan tidak bisa diubah-ubah.
Contoh jarak mutlak adalah jarak
Jakarta ke Surabaya adalah 790 kilometer.
Jarak Relatif
Jarak relatif adalah jarak waktu
yang diukur dengan satuan waktu (hari, jam, menit, detik, dl). Ruang atau sela
antara dua titik diukur berdasarkan jarak tempuhnya dan bisa berbeda-beda
tergantung kondisi tertentu.
Contoh jarak relatif adalah
perjalanan dari Jakarta ke Surabaya memakan waktu sekitar 10 jam sampai 15 jam
dengan menggunakan kereta api. Namun jika menggunakan pesawat terbang hanya
memakan waktu sekitar 1 jam saja.
3. Keterjangkauan
Konsep
keterjangkauan adalah kemudahan akses jarak tempuh menuju suatu titik. Dalam
kata lain keterjangkauan adalah jarak yang mampu dicapai dengan maksimum dari
satu wilayah ke wilayah lain. Hal yang harus diperhatikan dalam konsep
keterjangkauan adalah sarana dan prasarana penunjang yang ada.
Contoh
keterjangkauan adalah dulu untuk menuju pulau Madura harus menggunakan kapal.
Namun setelah dibangun Jembatan Suramadu, kita bisa menuju ke Madura dengan
mobil dan angkutan darat lain via jembatan.
4. Pola
Konsep esensial geografi berikutnya
adalah pola (pattern). Pola adalah bentuk, struktur, dan persebaran
fenomena atau kejadian di permukaan bumi baik gejala alam maupun gejala sosial.
Pola juga dapat diartikan sebagai tatanan geometris yang beraturan sebagai
bentuk interaksi manusia dengan lingkungannya.
Contoh pola dalam konsep geografi
adalah pembangunan pemukiman penduduk dibangun memanjang mengikuti jalan raya
atau aliran sungai.
5. Morfologi
Konsep selanjutnya adalah morfologi. Morfologi adalah bentuk permukaan bumi
sebagai hasil proses alam dan hubungannya dengan aktivitas manusia.
Contohnya adalah
bentuk lahan akan terkait dengan erosi dan pengendapan, penggunaan lahan,
ketebalan lapisan tanah, ketersediaan air, dan sebagainya.
6. Aglomerasi
Pengertian aglomerasi
adalah kecenderungan pengelompokan suatu gejala yang terkait dengan
aktivitas manusia. Pengelompokkan ini dilakukan sebagai objek studi geografi.
Contoh aglomerasi adalah
pengelompokan kawasan industri yang dipisahkan dari daerah pemukiman
7. Nilai Kegunaan
Dalam kaitannya sebagai salah satu
konsep dasar geografis, nilai kegunaan adalah manfaat yang diberikan oleh
suatu wilayah di muka bumi pada makhluk hidup, tidak akan sama pada semua
orang. Tentu manfaat yang dihasilkan bersifat relatif, namun memiliki potensi
untuk menunjang perkembangan suatu wilayah.
Contoh nilai kegunaan geografis
adalah kawasan dataran tinggi bisa dimanfaatkan untuk tanah perkebunan yang
subur, sedangkan daerah pantai bisa dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi
8. Interaksi/Interpendensi
Interaksi atau interpendensi
merupakan terjadinya hubungan yang saling mempengaruhi antara suatu gejala
dengan gejala lainnya. Definisi lain mencakup keterkaitan dan
ketergantungan satu daerah dengan daerah lain untuk saling memenuhi
kebutuhannya.
Contoh interaksi interpendensi
adalah daerah pedesaan menghasilkan bahan-bahan pangan yang akan
didistribusikan ke daerah perkotaan
9. Diferensiasi Area
Pengertian diferensiasi areal secara
umum adalah fenomena yang berbeda antara tempat yang satu dengan yang lain.
Diferensiasi area membandingkan antara dua wilayah untuk menunjukkan
adanya perbedaan antara satu wilayah dengan wilayah lain karena tiap wilayah
memiliki karakteristik yang unik.
Contoh diferensiasi area adalah mata
pencaharian penduduk daerah pantai kebanyakan adalah nelayan, tapi di dataran tinggi
kebanyakan warganya menjadi petani.
10. Keterkaitan Ruang
Konsep geografis terakhir adalah
keterkaitan ruang. Definisinya adalah hubungan antara suatu fenomena dengan
fenomena lainnya yang merupakan suatu keterkaitan keruangan. Hal ini mendorong
terjadinya sebab-akibat antar wilayah.
Contoh keterkaitan ruang adalah
polusi udara yang terjadi di Singapura yang diakibatkan oleh kebakaran hutan di
provinsi Riau yang letaknya berdekatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar