Pengetahuan Dasar Geografi [Makalah] - Janice's Zone

Welcome To My Blog!

Breaking

Minggu, 02 Desember 2018

Pengetahuan Dasar Geografi [Makalah]


Hasil gambar untuk geography

Pengetahuan Dasar Geografi

D
I
S
U
S
U
N

Oleh

Nama            : Janice Shaffiyah Fitrahillah
No. Absen     : 16
Kelas             : X MIPA 4



BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Ilmu Geografi bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi, Geografi adalah salah satu Ilmu Pengetahuan yang sudah diakui dengan seperangkat metode berdasarkan teori-teori yang disepakati.
Geografi lebih dari sekedar kartografi, studi tentang peta. Geografi tidak hanya menjawab apa dan dimana di atas muka bumi, tapi juga mengapa di situ dan tidak di tempat lainnya, kadang diartikan dengan "lokasi pada ruang." Geografi mempelajari hal ini, baik yang disebabkan oleh alam atau manusia. Juga mempelajari akibat yang disebabkan dari perbedaan yang terjadi itu.

B.  Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini, yaitu :
1.     Mengetahui sejarah lahirnya ilmu geografi
2.     Menjelaskan pengertian geografi
3.     Mengetahui metode dan cabang-cabang ilmu geografi
4.     Menjelaskan ruang lingkup dan konsep dasar geografi
5.     Memahami dan dapat melaksanakan tehnik geografis dan prinsip-prinsipnya

C.  Rumusan Masalah
a.      Apa pengertian dan batasan geografi?
b.     Apa saja konsep, pendekatan, prinsip, dan aspek geografi?
c.      Apa itu pengertian konsep dasar geografi?
d.     Apa saja cara-cara pendekatan geografi?

BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Ilmu Geografi
Geografi ada karena perbedaan keruangan antara suatu daerah dengan daerah lainnya. Geografi menjelaskan bagaimana bentuk dan lapisan muka bumi, bisa berbentuk sedemikian rupa secara sistematis. Juga berkaitan dengan kegiatan manusia dimuka bumi yang berbeda-beda tersebut.
Istilah geografi untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Erastothenes pada abad ke 1.  Menurut Erastothenes geografi berasal dari kata geographica yang berarti penulisan atau penggambaran mengenai bumi. Berdasarkan pendapat tersebut, maka para ahli geografi (geograf) sependapat bahwa Erastothenes dianggap sebagai peletak dasar pengetahuan geografi.
Pada awal abad ke-2, muncul tokoh baru yaitu Claudius Ptolomaeus mengatakan bahwa geografi adalah suatu penyajian melalui peta dari sebagian dan seluruh permukaan bumi. Jadi Claudius Ptolomaeus mementingkan peta untuk memberikan informasi tentang permukaan bumi secara umum. Kumpulan dari peta Claudius Ptolomaeus dibukukan, dan diberi nama ‘Atlas Ptolomaeus’. 
 Menjelang akhir abad ke-18, perkembangan geografi semakin pesat. Pada masa ini berkembang aliran fisis determinis dengan tokohnya yaitu seorang geograf terkenal dari USA yaitu Ellsworth Hunthington.
 Di Perancis faham posibilis terkenal dengan tokoh geografnya yaitu Paul Vidal de la Blache, sumbangannya yang terkenal adalah “Gen re de vie”.
Perbedaan kedua faham tersebut, kalau fisis determinis memandang manusia sebagai figur yang pasif sehingga hidupnya dipengaruhi oleh alam sekitarnya. Sedangkan posibilisme memandang manusia sebagai makhluk yang aktif, yang dapat membudidayakan alam untuk menunjang hidupnya. Setiap manusia memiliki pendapat masing-masing tentang berbagai hal dalam kehidupannya. Demikian pula dengan definisi atau pengertian geografi. Berikut ini disajikan beberapa definisi yang akan saling melengkapi dan dengan demikian diharapkan dapat menyikap inti masalah atau pokok kajian geografi.

Geografi Menurut Para Ahli :
1.  Menurut Preston e James, Geografi dapat diungkapkan sebagai “induk dari segala ilmu pengetahuan”. Karena banyak bidang ilmu pengetahuan selalu mulai dari keadaan muka bumi untuk beralih pada studinya masing-masing.
2. Edward Ullman (1954) berpendapat Geografi adalah interaksi antar ruang. Definisi ini dikemukakan oleh Ullman, dalam bukunya yang berjudul “Geography a Spatial Interaction”
3. Maurice Le Lannou (1959) berpendapat bahwa Geografi adalah kelompok manusia dan organisasinya di muka bumi. Ia mengemukakan dalam bukunya yang berjudul La Geographie Humaine.
4.  Paul Claval (1976) berpendapat bahwa Geografi adalah menjelaskan gejala gejala dari segi hubungan keruangan.
5. Menurut Harstone, Geografi adalah sebuah ilmu yang menampilkan relitas deferensiasi muka bumi seperti apa adanya, tidak hanya dalam arti perbedaan-perbedaan dalam hal tertentu, tetapi juga dalam arti kombinasi keseluruhan fenomena di setiap tempat, yang berbeda dari keadaanya di tempat lain.
6.     Menurut Jhon Alexander, Geografi merupakan disiplin ilmu yang menganalisis variasi keruangan dalam veriabel kawasan-kawsandan hubungan antar variabel – variabel keruangan.
7.   Lobeck 1939, berpendapat bahwa Gegografi adalah suatu studi tentang hubungan – hubungan yang ada antara kehidupan dengan lingkungan fisiknya.
8.  Ferdinand von Richthoven 1833 – 1905, berpendapat bahwa Geografi adalah ilmu yang mempelajari gejala dan sifat pemukaan bumi dan penduduknya, disusun menurut letaknya, menerangkan baik tentang terdapatnya gejala-gejala dan sifat-sifat itu.
9.  Menurut Claudius Ptolemous Abad ke – 2, Geografi adalah suatu penyajian dengan peta dan sebagian pemukaan bumi yang menunjukkan kenampakan umum yang terdapat padanya.
10. Menurut Erastothenes, Geografi adalah berasal dari kata geographica yang berarti penulisan atau penggambaran mengenai bumi.
11. Mackinder (1861-1947) berpendapat bahwa Geografi adalah sebagai satu kajian mengenai kaitan antara manusia dengan alam sekitarnya.
12. Menurut Ekblaw dan Mulkerne, Geografi adalah merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari bumi dan kehidupannnya, mempengaruhi pandangan hidup kita, makanan yang kita konsumsi, pakaian yang kita gunakan, rumah yang kita huni dan tempat rekreasi yang kita nikmati.
13. UNESCO (1956) mendefinisikan geografi sebagai: satu agen sintesis,satu kajian perhubungan ruang, sains dalam penggunaan tanah  
14. Menurut Depdikbud (1989), Geografi merupakan suatu ilmu tentang permukaan bumi, iklim, penduduk, flora, fauna, serta hasil yang diperoleh dari bumi.
15. Strabo (1970) berpendapat bahwa Geografi adalah erat kaitannya dengan faktor lokasi, karakterisitik tertentu dan hubungan antar wilayah secara keseluruhan. Pendapat ini kemuadian di sebut Konsep Natural Atrribut of Place.
16. Frank Debenham (1950) berpendapat bahwa Geografi adalah ilmu yang bertugas mengadakan penafsiran terhadap persebaran fakta, menemukan hubungan antara kehidupan manusia dengan lingkungan fisik, menjelaskan kekuatan interaksi antara manusia dan alam.
17. Menurut James Fairgrive (1966), Geografi memiliki nilai edukatif yang dapat mendidik manusia untuk berpikir kritis dan bertanggung jawab terhadap kemajuan-kemajuan dunia. Ia juga berpendapat bahwa peta sangat penting untuk menjawab pertanyaan “di mana” dari berbagai aspek dan gejala geografi.
18. Menurut Hasil Seminar dan Lokakarya Ikatan Geografi Indonesia (IGI), Semarang 1982, Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan.
Kalau kita perhatikan beberapa definisi/ pengertian dan sejarah perkembangan dari geografi tersebut, ternyata pengertian geografi selalu mengalami perkembangan. Namun kalau kita kaji lebih jauh, di antara pandangan para ahli tersebut tampak ada kesamaan titik pandang. Kesamaan titik pandang tersebut adalah mengkaji:
1)                Bumi sebagai tempat tinggal;
2)                Hubungan manusia dengan lingkungannya (interaksi);
3)                Dimensi ruang dan dimensi historis; dan
4)   Pendekatannya, spasial (keruangan), ekologi (kelingkungan) dan regional (kewilayahan).

Jadi Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang lokasi serta persamaan dan perbedaan (variasi) keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi. Kata geografi berasal dari Bahasa Yunani yaitu gêo ("Bumi") dan graphein ("menulis", atau "menjelaskan").

B.  Sejarah Ilmu Geografi
Bangsa Yunani adalah bangsa yang pertama dikenal secara aktif menjelajahi geografi sebagai ilmu dan filosofi, dengan pemikir utamanya Thales dari Miletus, Herodotus, Eratosthenes, Hipparchus, Aristotle, Dicaearchus dari Messana, Strabo, dan Ptolemy. Bangsa Romawi memberi sumbangan pada pemetaan karena mereka banyak menjelajahi negeri dan menambahkan teknik baru. Salah satu tekniknya adalah periplus, deskripsi pada pelabuhan dan daratan sepanjang garis pantai yang bisa dilihat pelaut di lepas pantai; contoh pertamanya adalah Hanno sang Navigator dari Carthaginia dan satu lagi dari Laut Erythraea, keduanya selamat di laut menggunakan teknik periplus dengan mengenali garis pantai laut Merah dan Teluk Persi.
Pada Zaman Pertengahan, bangsa Arab seperti al-Idrisi, Ibnu Battuta dan Ibnu Khaldun memelihara dan terus membangun warisan bangsa Yunani dan Romawi. Dengan perjalananMarco Polo, geografi menyebar ke seluruh Eropa. Selama zaman Renaissance dan pada abad ke-16 dan 17 banyak perjalanan besar dilakukan untuk mencari landasan teoritis dan detail yang lebih akurat. Geographia Generalis oleh Bernhardus Varenius dan peta dunia Gerardus Mercator adalah contoh terbesar.
Setelah abad ke-18 geografi mulai dikenal sebagai disiplin ilmu yang lengkap dan menjadi bagian dari kurikulum di universitas di Eropa (terutama di Paris dan Berlin), tetapi tidak di Inggris dimana geografi hanya diajarkan sebagai sub-disiplin dari ilmu lain. Salah satu karya besar zaman ini adalah Kosmos: sketsa deskripsi fisik Alam Semesta, oleh Alexander vom Humboldt.
Selama lebih dari dua abad kuantitas pengetahuan dan perangkat pembantu banyak ditemukan di Indonesia. Terdapat hubungan yang kuat antara geografi dengan geologi dan botani, juga ekonomi, sosiologi dan demografi.
Di barat, selama abad ke-20, disiplin ilmu geografi melewati empat fase utama: determinisme lingkungan, geografi regional, revolusi kuantitatif dan geografi kritis.
Determinisme lingkungan adalah teori yang menyatakan bahwa karakteristik manusia dan budayanya disebabkan oleh lingkungan alamnya. Penganut fanatic deteriminisme lingkungan adalah Carl Ritter, Ellen Churchill Semple dan Ellsworth Huntington. Hipotesis terkenalnya adalah "iklim yang panas menyebabkan masyarakat di daerah tropis menjadi malas" dan "banyaknya perubahan pada tekanan udara pada daerah lintang sedang membuat orangnya lebih cerdas".
Ahli geografi determinisme lingkungan mencoba membuat studi itu menjadi teori yang berpengaruh. Sekitar tahun 1930-an pemikiran ini banyak ditentang karena tidak mempunyai landasan dan terlalu mudahnya membuat generalisasi (bahkan lebih sering memaksa). Determinisme lingkungan banyak membuat malu geo-grafer kontemporer, dan menyebabkan sikap skeptis di kalangan geografer dengan klaim alam adalah penyebab utama budaya (seperti teori Jared Diamond).
Geografi regional menegaskan kembali topik bahasan geografi pada ruang dan tempat. Ahli geografi regional memfokuskan pada pengumpulan informasi deskriptif tentang suatu tempat, juga metode yang sesuai untuk membagi bumi menjadi beberapa wilayah atau region. Basis filosofi kajian ini diperkenalkan oleh Richard Hartshorne.
Revolusi kuantitatif adalah usaha geografi untuk mengukuhkan dirinya sebagai ilmu (sains), pada masa kebangkitan interes pada sains setelah peluncuran Sputnik. Revolusioner kuantitatif, sering disebut "kadet angkasa", menyatakan bahwa kegunaan geografi adalah untuk menguji kesepakatan umum tentang pengaturan keruangan suatu fenomena. Mereka mengadopsi filosofi positifisme dari ilmu alam dan dengan menggunakan matematika - terutama statistika - sebagai cara untuk menguji hipotesis. Revolusi kuantitatif merupakan landasan utama pengembangan Sistem Informasi Geografis.
Walaupun pendekatan positifisme dan pos-positifisme tetap menjadi hal yang penting dalam geografi, tetapi kemudian geografi kritis muncul sebagai kritik atas positifisme. Yang pertama adalah munculnya geografi manusia. Dengan latar belakang filosofi eksistensialisme dan fenomenologi, ahli geografi manusia (seperti Yi-Fu Tuan) memfokuskan pada peran manusia dan hubungannya dengan tempat.
Pengaruh lainnya adalah geografi marxis, yang menerapkan teori sosial Karl Marx dan pengikutnya pada geografi fenomena. David Harvey dan Richard Peet merupakan geografer marxis yang terkenal. Geografi feminis, seperti pada namanya, menggunakan ide dari feminisme pada konteks geografis. Arus terakhir dari geografi kritis adalah geografi pos-modernis, yang mengambil ide teori pos-modernis dan pos-strukturalis untuk menjelajahi konstruksi sosial dari hubungan keruangan.

C.  Ruang Lingkup Geografi
Pemenuhan kebutuhan-kebutuhan manusia pada kenyataannya tidak semuanya dapat di penuhi di daerahnya sendiri, sehingga manusia harus melakukan usaha ketempat lain untuk mencukupinya. Dengan demikian, perjalanan ke tempat lain tersebut akan memperluas pengalaman dan pengetahuan manusia tentang wilayah itu.
Pengalaman dan pengetahuan ini akan membawa perubahan dalam memandang gejala alam (struktur, pola, fungsi dan proses) dan prilaku serta aktivitas budi daya manusia di permukaan bumi. Hal ini terjadi karena proses kajiannya akan selalu mengaitkan dengan lokasinya, integrasinya, persebarannya, perkembangannya, interaksinya, dan interelasinya dalam lingkup analisis keruangan, kewilayahan, ekologis, sistem dan sejarah
Dalam lingkup wilayah penelitian, kajian ini dipandang sebagai suatu secara lebih mendalam sehingga dapat diperoleh gambaran tentang persamaan dan perbedaan daerah yang satu dengan daerah yang lain.
Kajian geografi berdasarkan ilustrasi di atas mempunyai ruang lingkup yang luas sehingga disiplin ilmu lainnya banyak yang berkaitan dengan geografi. Keterkaitan geografi dengan disiplin ilmu lain ini dapat dibedakan menurut aspek fisik dan aspek sosial.
Objek geografi fisik merupakan kajian yang khusus membahas tentang unsur alam mengenai iklim, tanah, udara, air, dan semua penomena alam yang dapat di amati. Disiplin ilmu yang berkaitan dengan objek geografi ini antara lain dengan menggunakan bilogi untuk memahami pola flora dan fauna global, dan matematika dan fisika untuk memahami pergrakan bumi dan hubungannya dengan anggota tata surya yang lain. Termasuk juga didalamnya ekologi muka bumi dan geografi lingkungan, astromi, dan  kimia. Sebagai contoh hubungan geografi dengan biologi yang telah melahirkan ilmu baru adalah biogeografi (sudibyakto, 2004).
Objek geografi non fisik atau sosial juga disebut antropogeografi yang fokus sebagai ilmu sosial, yang khusus membahas tentang kehidupan manusia aspek non fisik yang menyebabkan penomena dunia. seperti kepadatan penduduk, penyebaran penduduk, ekonomi dan jumlah penduduk. selain itu mempelajari sebagai manusia beradaptasi dengan wilayahnya dan manusia lainnya, dan pada transfortasi makroskopis bagaimana manusia berperan di dunia. Bisa dibagi menjadi: geografi ekonomi, geografi politik (termasuk-geopolitik), geografi sosial (termasuk geografi kota), geografi femisme dan geografi militer. Disiplin ilmu yang berkaitan dengan objek geografi sosial adalah antropologi, sejarah, politik, ekonomi, dan sebagainya. Sebagai contoh hubungan geoggrafi dengan antropologi yang telah melahirkan ilmu baru adalah antrogeografi (priyadi, 2007).
Menurut priyadi ruang linngkup geografi meliputi:
1.      Persebaran dan keterkaitan penduduk di muka bumi,
2.      Hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan fisik,
3.      Kerangka regional dan analisis dari region yang mempunyai ciri tertentu.
Menurut hagget (1979), bentuk objek geografi meliputi:
1.      Permukaan bumi sebagai lingkungan hidu manusia,
2.      Organisasi keruangan manusia dan hubungan ekologis manusia dengan lingkungannya,
3.      Kekayaan dan keragaman bumi.
Menurut chilson (1975) ruang lingkup geografi meliputi:
1.      Pencacatan dan deskripsi gejala dipermukaan bumi,
2.      Studi tentang hubungan dari gejala didaerah-daerah tertentu,
3.      Penelitian masalah-masalah yang berdimensi keruangan khususnya identifikasi pentingnya ruang sebagai suatu variabel.

D.   Ilmu Penunjang  Geografi
Geomorfologi      : ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang bentuk muka bumi dan proses terjadinya.
Hidrologi             : ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang air baik di permukaan maupun di bawah permukaan tanah.
Geologi                : ilmu yang mempelajari bumi secara keseluruhan, asal kejadian, struktur, komposisi, dan sejarahnya (termasuk perkembangan kehidupan) dan proses alamiah perkembangannya.
Botani                  : ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang dunia tumbuhan dan persebarannya.
Oceanografi         : ilmu yang mempelajari tentang perairan laut dan isinya, antara lain, sifat-sifat air laut, terjadinya pasang surut, kedalaman, arus, geologi dasar laut, tumbuhan, binatang, serta hubungan antara laut dan atmosfer.
Meteorologi         : ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang keadaan cuaca.
Klimatologi          : lmu pengetahuan yang mempelajari tentang keadaan iklim.
Biologi                 : ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang makhluk hidup di permukaan bumi.
Demografi           : ilmu yang mempelajari tentang cara mengumpulkan, menyelidiki catatan-catatan dan statistik penduduk untuk mengetahui perkembangan, kepadatan, kelahiran, kematian, migrasi, dan persebaran penduduk.
Zoologi                : ilmu yang mempelajari tentang hewan dan persebarannya di muka bumi.
Antropologi         : ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang manusia dan kebudayaannya.
Sosiologi              : ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang pola pergaulan manusia dalam masyarakat.
Ekologi                : cabang dari ilmu biologi yang mempelajari tentang hubungan antarorganisme dan antara organisme dengan lingkungan.
Ekonomi              : ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang usaha-usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam mencapai kemakmuran.
Astronomi           : ilmu yang mempelajari tentang benda-benda langit di luar atmosfer bumi, seperti matahari, bulan, bintang, dan ruang angkasa, baik sifat-sifat fisik, kimia, maupun gerakan sampai pada proses kejadian benda langit.
Geografi Politik   : cabang ilmu geogarfi yang khusus mempelajari tentang kondisi-kondisi geografis ditinjau dari sudut pandang politik dan kepentingan negara.
Geografi Fisik      : cabang ilmu geografi yang mempelajari tentang bentuk dan struktur permukaan bumi, yang mencakup aspek geomorfologi dan hidrologi.
Geo. Manusia      : adalah cabang ilmu geografi yang mempelajari tentang aspek sosial, ekonomi dan budaya penduduk.
Geo. Regional      : cabang ilmu geografi yang mempelajari tentang suatu kawasan tertentu secara khusus, misalnya geografi Asia tenggara dan geografi timur tengah.
Kartografi           : ilmu tentang peta, baik teknis pembuatan, jenis, maupun pemanfaatannya.

E.  Objek Studi Geografi
Dalam geografi dikenal dua macam objek studi geografi, yaitu objek material dan objek formal.

Objek Material
Objek material yang umum dan luas yaitu geosfer yang meliputi atmosfer, hidrosfer, litosfer, biosfer, dan antroposfer yang kemudian dapat menimbulkan studi khusus, dan dipandang wajar.
1)    Atmosfer
Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelubungi bumi, yang terdiri dari campuran Oksigen (21%), Nitrogen (78%), Karbon dioksida (0,03%), Argon (hampir 1%), Helium dan gas-gas lain(0,01), ditambah uap air yang jumlahnya bervariasi. Atmosfer terdiri dari troposfer, stratosfer, mesosfer, termosfer, dan ekosfer. Gejala-gejala seperti cuaca dan iklim yang dikaji dalam Klimatologi dan Meteorologi, dll.
2)    Litosfer
Lithosfer, adalah lapisan bumi paling luar, tebalnya kurang lebih 48 km, grafitasinya diantara 2,0-3,0. Lapisan tersebut terdiri dari dua lapisan, yaitu SiAl kepanjangan dari Si (Silikat) dan Al (Alumenium) sedangkan SiMa kepanjangan dari SI (Silikat) dan Ma (Maknesium). SiAl adalah lapisan bumi yang paling atas sedangkan SiMa adalah lapisan bumi yang berada dibawah lapisan SiAl. Lapisan litosfer dikaji dalam Geologi, Geomorfologi, Petrografi, dll
3)    Hidrosfer
Hidrosfer adalah lapisan air yang mengelilingi bumi yang meliputi lapisan perairan di darat maupun di laut yang terdiri dari samudra, laut, sungai, danau, gletser, air tanah, mata air, hujan dan air yang termsuk dalam atmosfer. Hidrossfer dikaji dalam ilmu Hidrologi, Oceanografi dan lain-lain.
4)    Biosfer
Biosfer adalah lapisan kulit bumi, air, dan atmosfer yang didalamnya terdapat kehidupan organisme, manusia, tumbuh-tumbuhan, binatang, dan mikroorganisme. Biosfer tebalnya hanya beberapa mil saja yang meliputi tanah, air, dan udara. Biosfer dikaji didalam Biogeografi, Biologi, dll
5)    Antroposfer
Antroposfer adalah objek kajian geografi yang mempelajari mengenai lapisan manusia yang merupakan ‘tema sentral’ di antara lapisan lainnya. Tema sentral artinya diutamakan dalam kajiannya. Jadi dalam mengkaji objek studi geografi tersebut diperlukan pengetahuan dari disiplin ilmu lain seperti Klimatologi, Geologi, Hidrologi, dan sebagainya. Singkatnya geografi berkaitan erat dengan ilmu-ilmu lain.
Objek Formal
Kalau objek material geografi bersangkut-paut dengan bahan kajian, maka objek formal geografi bersangkut-paut dengan cara pemecahan masalah. Jadi objek formal adalah metode atau pendekatan yang digunakan dalam mengkaji suatu masalah. Objek formal geografi secara umum adalah region atau wilayah.
Namun, yang dinamakan objek formal geografi sebenaranya adalah cara memandang dan cara bersikap terhadap objek material tersebut dari segi geografi yaitu segi keruangan meliputi pola dan system proses yang terjadi didalamnya.
Di dalam menelaah fenomena muka Bumi, studi geografi senantiasa menganalisis lokasi, persebarannya di permukaan Bumi, dan saling keterkaitan (interrelasi dan interaksi) antara satu fenomena dengan fenomena lainnya. Sebagai contoh ketika meneliti masalah kemiskinan, beberapa hal yang dapat dikaji, yaitu sebagai berikut.
1) Di mana lokasi kemiskinan tersebut. Apakah di wilayah perkotaan atau perdesaan? Apakah di kawasan industri, per tambangan, atau wilayah pertanian? Apakah terjadi di negara berkembang atau negara maju?
2) Bagaimana pola persebarannya? Apakah tersebar di seluruh wilayah atau hanya di daerah-daerah tertentu saja?
3) Bagaimana relasi atau keterkaitan antara masalah kemiskinan dengan aspek-aspek alamiah dan sosial lainnya di wilayah tersebut? Misalnya, ketersediaan sumber daya alam, kualitas penduduk seperti tingkat pendidikan, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, tingkat kesehatan, adat istiadat setempat, prasarana dan sarana transportasi yang menghubung kan dengan wilayah lain di sekitarnya.

F.   Pendekatan Geografi
Pendekatan Keruangan
Pendekatan keruangan merupakan suatu cara pandang atau kerangka analisis yang menekankan eksitensi ruang sebagai penekanan. Ruang yang dimaksud adalah eksitensi atau keberadaan ruang dalam prespektif geografi yang dapat dipandang dari struktur, pola, dan proses.
Dalam konteks fenomena keruangan terdapat perbedaan kenampakan struktur, pola, dan proses. Struktur keruangan berkenaan dengan elemen-elemen pembentuk ruangan. Elemen-elemen trsebut dapat disimbolkan dalam tiga bentuk utama, seperti kenampkan titik, kenampakan garis, dan kenampakan bidang. Kenampakan kerja analisi pendekatan keruangan bertitik tolak pada permasalahan susunan elemen-elemen pembentuk ruangan, dalam analisis itu dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.
a) What ? apa itu struktur ruangan ?
b) Where ? dimana struktur ruangan tersebut berada ?
c) When ? Kapan struktur ruangan tersebut terbntuk seperti itu ?
d) Why ? Mengapa struktur ruangan terbentuk seperti itu ?
e) How ? Bagaimana proses terbentuk struktur proses terbentuk struktur seperti itu ?
f) Who suffer what dan who benefis whats ? bagaimana sruktur keruangan tersebut didayagunakan sedemikian rupa untuk kepentingan manusia.
Dampak positif dan negative dari keberadan ruang seperti itu selalu dikaitkan dengan kepentingan maniusia pada saat itu dan akan datang. Pola keruangan berkenaan dengan distribusi elemen-elemen pembentuk ruangan fenomena titik, garis, dan area memiliki kedudukan sendiri-sendiri, baik secara implicit maupun eksplisit dalam hal penyebaran keruangan. Pesebaran kenampakan areal (bidang) dapat berupa kenampakan yang memanjang, kenampakan seperti kipas, kenampakan membulat, empat persegi panjang, kenampakan gurita, kenampakan binatang dan beberapa gabungan dari beberapa gabungan yang ada. Keenam pertanjaan geograpi diatas selalu disertakan dalam setiap analisisnya.
Proses keruangan berkenaan dengan perunahan dengan elemen-elemen yang ada didalamnya. Oleh karena itu analisis perubahan keruangan selalu terkait dengan dimensi waktu (temporal dimension). Dalam hal ini minimal harus ada dua titik waktu yang diguanakan sebagai dasar anaisis terhadap fenomena yang dipelajari.
Pendekatan lingkungan
Dalam pendekatan ini penekanan bukan lagi pada eksitensi ruang, namun pada keterkaitan antara fenomena geosfer tertentu dengan variable lingkungan yang ada. Dalam pendekatan lingkungan, kerangka analisisnya tidak mengkaitkan hubungan antara mahluk hidup dengan lingkungan alam saja, tetepi harus pula dikaitkan dengan fenomena yang didalamnya mencakup fenomena alam beserta relif fisik tindakan manusia. Selait itu juga prilaku manusia yang meliputi ide-ide dan nilai-nilai geografis serta kesadaran akan lingkungan.
Dalam sistematik, ditunjukan ruang lingkup lingkungan geografi memiliki dua aspek, yaitu lingkungan prilaku (behavior environment) dan lingkungan fenomena (fenomena environment). Lingkungan prilaku mencakup dua aspek, yaitu pengembangan nilai dan gagasan serta kesadaran lingkungan. Ada dua aspek penting dalam pengembangan nilai dan gagasan geografi, serta proses social ekonomi kemudian perubahan nilai-nilai lingkungan. Dalam kesadaran lingkungan budaya yang penting adalah perubahan pengetahuan lingkungan alam manusia.
Lingkungan fenomena mencakup dua aspek, yaitu tindakan manusia dan fenomena alam. Tindakan manusia mencakup fenomena-fenomena urutan lingkungan dan manusia sebagai agen perubah lingkungan. Fenomena lingkungan mencakup hasil proses organik dan anorganik termaksud penduduk.\
Pendekatan Komplek Wilayah
Permasalahan yang terjadi disuatu wilayah tidak hanya melibatkan elemen wilaya itu. Permasalahan itu terkait dengan elemen diwilayah lain, sehinga keterkaitan antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain tidak dapat dihindari. Selain itu, masalah tidak disebabkan oleh faktor tunggal. Faktor determinalnya bersifat kompleks. Oleh karena itu ada kebutuhan member analisis yang komplek sehingga mampu memecahkan permasalahan secara lebih luas dan kompleks pula.
Untuk menghadapi permasalahan seperti itu, salah satu alternatif dengan mengunakan pendekatan kompleks wilayah. Pendekatan itu merupakan kombinasi antara pendekatan yang pertama (keruangan) dan pendekatan yang kedua (lingkungan). Oleh karena itu sorotan wilayahnya sebagai objek sangat beragam, maka kajiannya bersifat horizontal dan vertikal. Kajian horizontal merupakan analisis yang menekankan pada keruangan, sedangkan kajian yang bersifat vertikal menekankan pada asfek lingkungan. Adanya perbedaan antar daerah yang satu dengan daerah yang lain telah menciptakan hubungan fungsional antara unit-unit wilayah sehingga tercipta suuatu wilayah dengan system yang kompleks sifat dan pengajiannya membutukan pendekatan yang beragam juga.


G.  Prinsip-Prinsip Geografi
Secara  teoritis prinsip-prinsip geografi terdiri atas: prinsip penyebaran, prinsip interrelasi, prinsip deskripsi, dan prinsip kronologi.
Prinsip Distribusi
Prinsip distribusi atau penyebaran merupakan salah satu dari 4 prinsip ilmu geografi yang paling utama. Fungsi prinsip distribusi ini digunakan untuk menelaah gejala dan fenomena geografi yang tersebar di permukaan bumi secara tidak sama dan tidak merata. Fenomena geografi yang diteliti bisa berupa bentang alam, tumbuhan, hewan dan manusia.
Tujuan lain penggunaan prinsip distribusi ini juga dapat mengungkap hubungan antara satu fenomena dengan fenomena yang lainnya secara menyeluruh. Selain itu adanya prinsip distribusi dapat digunakan untuk meramalkan keadaan di masa yang akan datang
Contoh Prinsip Distribusi :
  • Persebaran flora dan fauna di wilayah Indonesia
  • Persebaran potensi air yang berbeda dari satu tempat dengan tempat lainnya
  • Persebaran total penduduk transmigran di Indonesia yang tidak merata
 Prinsip Interelasi
Prinsip geografi berikutnya adalah prinsip interelasi atau keterkaitan. Fungsi prinsip interelasi ini digunakan untuk menelaah hubungan yang saling terkait antara gejala yang satu dengan gejala geografi yang lain dalam suatu ruang. Tujuan prinsip ini juga berfungsi untuk menguraikan hubungan yang ada di dalam ruangan tersebut antara satu gejala dengan gejala yang lainnya.
Adanya hubungan yang saling terkait antara alam dan manusia menyebabkan dibutuhkannya prinsip keterkaitan atau sebab-akibat ini. Interelasi dapat terjadi antara alam dengan alam, manusia dengan manusia, maupun alam dengan manusia.
Contoh Prinsip Interelasi :
  • Kekeringan yang terjadi sebagai dampak adanya fenomena La Nina
  • Fenomena banjir akibat adanya penebangan hutan di wilayah hulu
  • Kondisi iklim di Indonesia yang dipengaruhi oleh letak geografis Indonesia
  • Penduduk pesisir pantai banyak yang menjadi nelayan karena dekat dengan wilayah lautan
 Prinsip Deskripsi
Prinsip deskripsi atau penggambaran menjadi salah satu prinsip geografi berikutnya. Fungsi prinsip deskripsi digunakan untuk memberikan penjelasan lebih jauh tentang gejala-gejala yang terjadi di muka bumi yang dapat diamati. Prinsip deskripsi ini pada intinya memberikan penjelasan yang lebih mendalam mengenai karakteristik yang spesifik pada gejala-gejala geografi.
Geografi menganut prinsip ini ditujukan untuk menggambarkan fenomena geosfer yang memerlukan deskripsi baik melalui tulisan, tabel, gambar dan grafik yang disajikan melalui fakta, gejala dan masalah sebab-akibat secara kualitatif atau pun kuantitatif.
Contoh Prinsip Deskripsi :
  • Tabel angka pengangguran di provinsi Jawa Timur
  • Grafik peta lempeng tektonik di dunia
  • Peta wilayah lautan di kawasan Asia Tenggara
  • Gambar persebaran curah hujan di Indonesia
 Prinsip Korologi
Prinsip geografi yang terakhir adalah prinsip korologi atau gabungan yang memadukan dari gabungan 3 prinsip geografi yang sudah dibahas sebelumnya. Fungsi prinsip korologi ini bertujuan untuk menelaah gejala, fakta maupun permasalahan yang ada di suatu tempat yang ditinjau dari persebarannya, interelasinya, interaksinya dan integrasinya dalam ruang tertentu.
Prinsip korologi ini merupakan prinsip geografi yang komprehensif karena memadukan prinsip-prinsip lainnya yaitu prinsip distribusi, prinsip interelasi serta prinsip deskripsi dalam satu prinsip yaitu prinsip korologi. Prinsip ini juga termasuk sebagai ciri-ciri geografi modern.
Contoh Prinsip Korologi :
  • Untuk meneliti masalah hujan harus diteliti mengenai persebaran curah hujan di Indonesia, penyebab kenapa adanya perbedaan curah hujan di berbagai daerah serta dampak yang ditimbulkan dari tingginya curah hujan di wilayah tertentu
  • Untuk meneliti masalah suhu udara maka harus diteliti mengenai perbedaan suhu udara di pedesaan dan perkotaan, penyebab timbulnya pedesaan serta pengaruh banyaknya pepohonan di desa terhadap suhu udara di wilayah pedesaan dibanding perkotaan

H. Konsep-Konsep Geografi
1. Lokasi
Lokasi atau letak adalah suatu tempat atau letak daerah dimana adanya keterkaitan suatu objek di muka bumi. Secara umum konsep lokasi dibagi menjadi dua yakni lokasi absolut dan lokasi relatif.
Lokasi Absolut
Lokasi absolut adalah letak suatu daerah dilihat dari garis lintang dan garis bujur. Keadaan lokasi absolut bersifat statis dan tidak dapat berubah karena berpedoman pada garis astronomi bumi. Perbedaan lokasi berdasarkan garis astronomis ini menyebabkan perbedaan iklim (garis lintang) dan perbedaan waktu (garis bujur).
Contoh lokasi absolut misalnya adalah letak astronomis Indonesia yang terletak antara 6 derajat lintang utara sampai 11 derajat lintang selatan serta 95 derajat bujur timur sampai 141 bujur timur (6°LU-11°LS, dan 95°BT-141°BT).
Lokasi Relatif
Lokasi relatif adalah letak atau tempat yang dilihat dari daerah lainnya yang berada di sekitarnya. Lokasi ini pula dapat berganti-ganti sesuai dengan objek yang ada di sekitarnya. Keberadaan lokasi relatif sangat penting karena lebih banyak kajiannya dalam geografi yang biasa disebut dengan letak geografis.
Contoh lokasi relatif adalah letak geografis Indonesia yang terletak di antara dua benua (Asia dan Australia) serta diapit oleh dua samudera (Hindia dan Pasifik).
2. Jarak
Jarak juga termasuk salah satu konsep dasar geografi. Dalam kehidupan sosial ekonomi, jarak memiliki arti penting. Secara umum konsep jarak dapat dibagi menjadi dua yaitu jarak absolut/mutlak dan jarak relatif.


Jarak Mutlak
Jarak mutlak atau absolut adalah jarak geometrik yang dinyatakan dalam satuan panjang meter (m) atau kilometer (km). Konsep jarak mutlak bersifat tetap dan tidak bisa diubah-ubah.
Contoh jarak mutlak adalah jarak Jakarta ke Surabaya adalah 790 kilometer.
Jarak Relatif
Jarak relatif adalah jarak waktu yang diukur dengan satuan waktu (hari, jam, menit, detik, dl). Ruang atau sela antara dua titik diukur berdasarkan jarak tempuhnya dan bisa berbeda-beda tergantung kondisi tertentu.
Contoh jarak relatif adalah perjalanan dari Jakarta ke Surabaya memakan waktu sekitar 10 jam sampai 15 jam dengan menggunakan kereta api. Namun jika menggunakan pesawat terbang hanya memakan waktu sekitar 1 jam saja.
3. Keterjangkauan
Konsep keterjangkauan adalah kemudahan akses jarak tempuh menuju suatu titik. Dalam kata lain keterjangkauan adalah jarak yang mampu dicapai dengan maksimum dari satu wilayah ke wilayah lain. Hal yang harus diperhatikan dalam konsep keterjangkauan adalah sarana dan prasarana penunjang yang ada.
Contoh keterjangkauan adalah dulu untuk menuju pulau Madura harus menggunakan kapal. Namun setelah dibangun Jembatan Suramadu, kita bisa menuju ke Madura dengan mobil dan angkutan darat lain via jembatan.
4. Pola
Konsep esensial geografi berikutnya adalah pola (pattern). Pola adalah bentuk, struktur, dan persebaran fenomena atau kejadian di permukaan bumi baik gejala alam maupun gejala sosial. Pola juga dapat diartikan sebagai tatanan geometris yang beraturan sebagai bentuk interaksi manusia dengan lingkungannya.
Contoh pola dalam konsep geografi adalah pembangunan pemukiman penduduk dibangun memanjang mengikuti jalan raya atau aliran sungai.
5. Morfologi
Konsep selanjutnya adalah morfologi. Morfologi adalah bentuk permukaan bumi sebagai hasil proses alam dan hubungannya dengan aktivitas manusia.

Contohnya adalah bentuk lahan akan terkait dengan erosi dan pengendapan, penggunaan lahan, ketebalan lapisan tanah, ketersediaan air, dan sebagainya. 
6. Aglomerasi
Pengertian aglomerasi adalah kecenderungan pengelompokan suatu gejala yang terkait dengan aktivitas manusia. Pengelompokkan ini dilakukan sebagai objek studi geografi.
Contoh aglomerasi adalah pengelompokan kawasan industri yang dipisahkan dari daerah pemukiman
7. Nilai Kegunaan
Dalam kaitannya sebagai salah satu konsep dasar geografis, nilai kegunaan adalah manfaat yang diberikan oleh suatu wilayah di muka bumi pada makhluk hidup, tidak akan sama pada semua orang. Tentu manfaat yang dihasilkan bersifat relatif, namun memiliki potensi untuk menunjang perkembangan suatu wilayah.
Contoh nilai kegunaan geografis adalah kawasan dataran tinggi bisa dimanfaatkan untuk tanah perkebunan yang subur, sedangkan daerah pantai bisa dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi
8. Interaksi/Interpendensi
Interaksi atau interpendensi merupakan terjadinya hubungan yang saling mempengaruhi antara suatu gejala dengan gejala lainnya. Definisi lain mencakup keterkaitan dan ketergantungan satu daerah dengan daerah lain untuk saling memenuhi kebutuhannya.
Contoh interaksi interpendensi adalah daerah pedesaan menghasilkan bahan-bahan pangan yang akan didistribusikan ke daerah perkotaan
9. Diferensiasi Area
Pengertian diferensiasi areal secara umum adalah fenomena yang berbeda antara tempat yang satu dengan yang lain. Diferensiasi area membandingkan antara dua wilayah untuk menunjukkan adanya perbedaan antara satu wilayah dengan wilayah lain karena tiap wilayah memiliki karakteristik yang unik.
Contoh diferensiasi area adalah mata pencaharian penduduk daerah pantai kebanyakan adalah nelayan, tapi di dataran tinggi kebanyakan warganya menjadi petani.

10. Keterkaitan Ruang
Konsep geografis terakhir adalah keterkaitan ruang. Definisinya adalah hubungan antara suatu fenomena dengan fenomena lainnya yang merupakan suatu keterkaitan keruangan. Hal ini mendorong terjadinya sebab-akibat antar wilayah.
Contoh keterkaitan ruang adalah polusi udara yang terjadi di Singapura yang diakibatkan oleh kebakaran hutan di provinsi Riau yang letaknya berdekatan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar