KONTROL DIRI
1 Pengertian Kontrol Diri
Kontrol diri (mujahadah al-nafs) adalah perjuangan sungguh-sungguh atau jihad melawan ego atau nafsu pribadi. Perjuangan ini dilakukan karena nafsu-diri memiliki kecenderungan untuk mencari pelbagai kesenangan, masa bodoh terhadap hak-hak yang harus ditunaikan, serta mengabaikan terhadap kewajiban-kewajiban. Siapa pun yang gemar menuruti apa saja yang diinginkan oleh hawa nafsunya, maka sesungguhnya ia telah tertawan dan diperbudak oleh nafsunya itu. Hal inilah yang menjadi salah satu alsan mengapa Nabi Saw menegaskan bahwa jihad melawan nafsu lebih dahsyat daripada jihad melawan musuh (qital).
Kontrol diri, pengendalian diri atau penguasaan diri (self regulation) merupakan sikap, tindakan atau perilaku seseorang secara sadar baik direncanakan atau tidak untuk mematuhi nilai dan norma sosial yang berlaku di masyarakat. Pengendalian diri merupakan satu aspek penting dalam kecerdasan emosi (emotional quotient). Aspek ini penting sekali dalam kehidupan manusia sebab musuh terbesar manusia bukan berada di luar dirinya, akan tetapi justru berada di dalam dirinya sendiri. Dengan demikian, kemana pun seseorang pergi, maka orang tersebut selalu diikuti oleh “musuh” yang ada dalam dirinya.
Dalam memenuhi hak hak individu ada batasan batasan agar jangan sampai kita melanggar hak orang lain. Pengendalian diri mutlak dibutuhkan supaya terjadi harmonis kehidupan sosial. Pengendalian diri akan menuntun manusia agar lebih bijaksana dalam menyikapi perbedaan, menempatkan diri pada posisi yang layak untuk dihormati dan dihargai serta menjauh dari sifat yang bisa merugikan orang lain.
Pengendalian diri artinya pengarah & pengekang diri sehingga sikapnya terkontrol & terkendali. Pengendalian diri merupakan faktor penting dalam kesuksesan seseorang dalam menangani suatu permasalahan hidup.
Ada tiga alasan pengendalian diri :
1. Pertama, mempunyai kecenderungan negatif dan positif dalam dirinya. Dan setan (iblis) selalu melakukan berbagai upaya agar seseorang lebih didominasi oleh kecenderungan negatif dalam dirinya.
2. Kedua, Penetapan seseorang untuk menempati sesuatu didahului dengan studikelayakan dan pertimbangan.
3. Ketiga, Kegagalan besarmanusia dalam menjalankan tugas disebabkan oleh ketidakmauan dalam mengendalikan diri. Perilaku manusia didasarkan pada karakteristik dorongan dalam dirinya.
Ciri ciri Seseorang yang tidak berhasil mengendalikan diri biasanya :
1. Cenderung menunda permasalahan dan mengakhiri sesuatu yang semestinya didahulukan
2. Saling ragu - ragu & goyah ketika hendak melakukan penyelesaian masalah, karena khawatir gagal melakukannya.
3. Sering tidak konsentrasi pada penyelesaian masalah, karena ragu menyelesaikan atau mencapai keberhasilan.
4. Membebani diri dengan sesuatu yang tidak disanggupi. Karena dia tidak dapat mengkonsentrasikan tenaga & kehilangan keseimbangan.
5. Sering jenuh dan dialihkan perhatianya dari pekerjaan utamanya, sehinggan kedisplinan & produktifitasnya menurun.
6. Sering tergesah – gesah, seringkali mengeluh & putus asa.
Anjuran Mengendalikan Diri
Segala apapun yang menimpa kita yang diperoleh telah tercatat diLauh Mahfuzh & telah diketahui Allah sebelum sesuatu terjadi. Sebab semua itu hanya Allah yang tahu dan Dialah yang menentukan segalanya.
Artinya : “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan tuhanmu & kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang orang yang bertaqwa (yaitu) orang orang yang mampu menafkahkan (hartanya) baik diwaktu lapang atau sempit & orang orang yang berbuat kebajikan. Q.S Ali Imran (3): 133 – 134
Contoh Pengendalian Diri
1. Pengendalian diri terhadap hawa nafsu saat bertemu lawan jenis
2. Pengendalian diri terhadap godaan mencontek
3. Pengendalian diri terhadap nafsu amanah
Contoh Sikap Dan Perilaku Pengendalian Diri
- Dalam Keluarga
- Hidup sederhana tidak suka pamer harta kekayaan dan kelebihannya.
- Tidak mengganggu ketentraman anggota keluarga lain.
- Tunduk dan taat terhadap aturan serta perintah orang tua.
- Dalam Masyarakat
- Mencari sahabat sebanyak-banyaknya dan membenci permusuhan.
- Saling menghormati dan menghargai orang lain.
- Mengikuti segera aturan yang berlakudalam masyarakat.
- Dalam Lingkungan sekolah Dan Kampus
- Patuh dan taat pada peraturan disekolah
- Menghormati dan menghargai teman, guru, karyawan, dll
- Hidup penuh kesederhanaan, tidak sombong dan tidak gengsi
Sikap-sikap Yang Harus Diperhatikan Dalam Mengontrol Diri
1. Tidur Sekedarnya
Bagi manusia tidur memiliki dua fungsi utama: membuat tubuh menjadi rileks untuk kegiatan berikutnya dan memberi kesempatan pada otak untuk melakukan konsolidasi dalam pembentukan memori. Mengantuk dan tidur berkaitan dengan jam biologis tubuh yang disebut irama sirkadian dan melibatkan zat otak bernama melatonin yang terutama meningkat produksinya saat gelap datang.
Tidur yang benar adalah tidur dalam waktu cukup ketika kita merasa pulas dan kemudia rileks dan segar ketika bangun. Ini bukan durasi tidur, tetapi berkaitan dengan kualitas tidur. Kita bisa tidur lebih panjang dan lama, tetapi tanpa kualitas (tidak pulas). Namun kita juga bisa tidur dalam waktu singkat dan berkualitas. Dorongan untuk tidur dipengaruhi oleh banyak faktor. Ketika kita bisa membatasi tidur, dan mengisinya dengan tidur berkualitas, sama artinya dengan kita meminimalkan kecendrungan tubuh untuk diam. Lebih banyak hal yang dapat kita lakukan saat sadar ketimbang tidur. Para penidur biasanya orang malas dan hampir selalu merupakan orang gagal mendapatkan kebaikan hidup. Mengontrol tidur sama halnya mengontrol diri.
2. Bicara Seperlunya
Kontrol bicara menempati posisi kunci dalam upaya kontrol diri karena bicaralah yang membuat manusia menjadi manusia, dan manusia berbeda dengan makhluk lain. Ketika nenek moyang kita bisa berbahasa, dan terutama berbicara, ketika itu pula mereka membangun peradaban besar. Bicara dan bahasa adalah dua hal yang dibawa secara naluriah. Sebuah penelitian membuktikan bahwa sekali seorang bayi mengenal kata, dan seorang anak mengenal huruf, maka secepat kilat kemampuan bahasa mereka berkembang.
Kemampuan berbahasa juga bisa menjadi sumber bencana. Konflik-konflik yang terjadi disekitar kita umumnya disebabkan karena kita tidak piaway memilih dan memilah mana kata yang boleh diutarakan, apalagi kesesuaian yang diucapkan dan dilakukan, merupakan tingkatan tertinggi dalam kontrol bicara, jika kita perhatikan orang-orang yang tidak bisa mengontrol bicara, terutama mereka yang mengucapkan sesuatu yang tidak mereka lakukan, adalah orang-orang yang tidak bisa mengontrol diri. Perilaku mereka kebanyakan perilaku buruk, sekalipun indah dari luar.
Kemampuan berbahasa juga bisa menjadi sumber bencana. Konflik-konflik yang terjadi disekitar kita umumnya disebabkan karena kita tidak piaway memilih dan memilah mana kata yang boleh diutarakan, apalagi kesesuaian yang diucapkan dan dilakukan, merupakan tingkatan tertinggi dalam kontrol bicara, jika kita perhatikan orang-orang yang tidak bisa mengontrol bicara, terutama mereka yang mengucapkan sesuatu yang tidak mereka lakukan, adalah orang-orang yang tidak bisa mengontrol diri. Perilaku mereka kebanyakan perilaku buruk, sekalipun indah dari luar.
Karena itu, jika kita bisa memilih dan memilah apa yang pantas diucapkan, kita pasti bisa mengontrol diri. Dorongan kita untuk berbicara sangat kuat. Karena itu, bicara seperlunya merupakan kiat sederhana dalam mengontrol dorongan itu.
3. Makan Secukupnya
Seperti berbicara, dorongan untuk makan merupakan dorongan yang sangat kuat. Dalam hal ini, kita bisa jadi tidak berbeda dengan binatang. Akibatnya untuk mendapatkan makanan kita kadang bisa berperilaku seperti binatang, bisa mencakar, menggigit, bahkan membunuh. Jika seseorang sudah bisa mendapatkan makanan yang standar, selalu ada kecendrungan untuk mendapatkan makanan yang lebih enak. Kita menggunakan berbagai cara untuk memuaskan naluri makan. Padahal kelezatan makanan hanya dikecap dalam waktu yang sangat singkat, yaitu ketika makanan berada dalam mulut.
Kecendrungan manusia untuk mengenyangkan perut juga merupakan dorongan yang sangat kuat. Tanpa sadar kita semua cendrung memenuhi perut kita dengan segala jenis makanan. Pada akhirnya, makanan dan makanan enak sudah menjadi kegiatan yang otomatis, tanpa kita pikirkan lagi. Makan dan seksual merupakan dorongan terkuat manusia untuk melakukan apa saja. Bahkan melakukan yang melanggar hukum. Jika rakyat merasa lapar dan tidak aman, dapat dipastikan mendorong gerakan revolusi dan akan terjadi revolusi serta kerusahan.
Sumber:Buku LKS Agama islam Semester 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar